Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Krisis Menghargai

Krisis Menghargai
Krisis Menghargai

Islam adalah agama yang membawa rahmat berupa persatuan dan kesatuan berdasarkan pada standar dan parameter kebenaran bagi seluruh manusia. Karena Islam itu menyatukan dan tidak senang mempertentangkan. Namun, perlu dipahami bahwa persatuan yang berefek pada persaudaraan adalah persatuan dalam kebenaran Islam. Selama keadilan Islam tidak terwujud, maka tak ada kata persatuan, karena Islam adalah oposisi kebatilan.

Dalam kontek kehidupan modern saat ini yang berbasis teknologi dan ilmu pengetahuan yang sering disebut sebagai milenial telah mengalami pergeseran nilai baik. Umpamanya nilai kebersamaan yang selama ini menjadi ciri khas pergaulan sosial, sedikit demi sedikit sudah mulai hilang digantikan dengan sikap individualistik dan egoistik yang omong kosong.

Pergeseran nilai tersebut merambak masuk mulai dari kehidupan yang KUPER (Kurang Pergaulan). Banyak kesenjangan yang kita lihat hari ini, akibat hilangnya pola keseimbangan sebab benturan kepentingan yang tidak terpenuhi, pada akhirnya memporak-porandakan nilai kebersamaan dalam sebuah lingkungan. Dari situlah timbul gejolak dan gejala ketidakpuasan, sehingga muncul berbagai aksi yang pada akhirnya menyalahkan orang lain.

Padahal sikap menghargai orang lain merupakan nilai manusia yang terbaik di dunia ini. Di manapun dan kemanapun kita bepergian, jika kita selalu bersikap menghormati dan menghargai orang lain, maka hati orang lain akan terbuka dan akan berbalik menghargai kita. Untuk apa berjuta kebahagiaan jika orang lain tersedu sedan karena kita. Untuk apa memperoleh banyak senyuman andai diri sendiri menghabiskan separuh usia hanya demi membuat orang lain nelangsa.

Saling menghargai tentu di bangun dengan rasa pengertian, misalnya dalam suatu lingkungan berbeda pendapat, maka hargailah, karena mungkin dia memiliki cara pandang yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama untuk memajukan. Sebagaimana kata para ulama:


المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح

"𝘔𝘦𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬."

Kita kurang peka terhadap nasehat-nasehat ulama, sehingga dengan lancang memperkeruh suasana yang sedang baik, yaitu menyebarkan berbagai asumsi yang kita sendiri tidak mengetahui kebenarannya.

Di situlah pergeseran nilai terjadi, sehingga banyak manusia milenial saat ini, dengan mudahnya menyalahkan kinerja orang lain, pada akhirnya akan hilangnya rasa menghargai atas kinerja yang pernah dilakukan orang lain.

Sebagai kesimpulan, menjadi penjahat tidak mesti harus menusuk dengan belati, lidah jauh lebih mampu mengoyak-oyak hati. Jika seseorang menghargai perbedaan orang lain yang berbeda fisik maupun psikis, maka di pastikan keharmonisan dalam sebuah lingkungan adalah hal yang pasti terwujud. Apa yang kita takuti terjadi pada diri sendiri, maka jangan pula melakukan atas diri orang lain.

wassalam..

Ditulis oleh Sabrun Jamil Ismail

Posting Komentar untuk "Krisis Menghargai"