Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Campakkan Gengsi Raihlah Prestasi

Perkembangan teknologi telah mengubah mindset seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Seseorang tidak lagi disibukkan dengan mencari dan mencapai sebuah prestasi. Prestasi bukanlah barang penting lagi untuk dimiliki pada masa yang serba instan ini. Semua bisa dimiliki hanya dengan melihat kelihaian jari-jari dalam menekan tuts-tuts ataupun dalam menggunakan produk-produk teknologi yang dimiliki.

Dunia modern telah mengubah pola pikir anak- anak. Mereka merasa keren ketika bisa mendapat “pengakuan” dalam sebuah komunitas tertentu karena mereka menganggap popularitas begitu identik dengan sebuah prestasi. Popularitas selalu menuntut keaktifan untuk menunjukkan sesuatu yang lebih dengan menghilangkan kekurangan yang ada. 

Anak-anak yang populer memiliki ketenaran dan dikenal dengan segala kelebihannya sehingga anak-anak berlomba untuk saling memperlihatkan keunggulan masing-masing, terkhusus dari aspek kekinian teknologi yang dimiliki. Kekurangan atau keterbatasan yang ada merupakan hal yang memalukan dan patut untuk disembunyikan. Kekurangan atau keterbatasan yang dimiliki bukan untuk diperbaiki, melainkan hal yang tidak pantas untuk ditunjukkan. Pada akhirnya, keadaan tersebut akan menimbulkan gengsi dalam diri seseorang. 

Pengertian Gengsi

Gengsi adalah munculnya rasa malu yang berlebih terhadap kondisi-kondisi yang dianggap rendah. Gengsi membuat beberapa kalangan anak-anak menolak melakukan sesuatu yang dinilai menurunkan harga diri atau martabatnya. Gengsi juga mengakibatkan terciptanya suasana yang selalu mengedepankan kelebihan yang dimiliki untuk mendapat pengakuan. 

Contoh Gengsian
Contoh yang paling sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika dua orang bertikai. Dari dua orang tersebut tidak ada yang ingin meminta maaf terlebih dahulu sebab mereka menganggap bahwa meminta maaf akan merendahkan harga diri. Muncul keinginan untuk menolak dan menyembunyikan atau tidak melakukan sesuatu hanya karena ingin dipandang berderajat dan memetingkan harga diri bisa disebut sebagai sebuah rasa gengsi. 

Contoh Gengsi Lainnya
Gengsi berjualan karena tidak ingin dipandang rendah. Gengsi untuk meminta bantuan karena tidak ingin dianggap lemah. Gengsi mengakui suatu kebenaran karena tidak ingin disudutkan. Gengsi akan menjadi bumerang bagi seseorang yang ingin berkembang. Gengsi pun akan menghambat sebuah pencapaian prestasi. Gengsi yang dirasakan dan dipelihara dengan baik oleh seseorang akan mengikis perlahan semangat untuk maju. Gengsi menyebabkan seseorang tak ingin berusaha dalam sebuah proses karena yang diyakininya adalah dirinya mampu mendapat sesuatu tanpa harus bersusah payah dalam sebuah proses. 

Pada akhirnya, gengsi hanya akan menyengsarakan pikiran seseorang untuk tampil sangat sempurna di depan umum, menuntut lebih pada keadaan yang pada dasarnya tidak bisa dicapainya, serta mengubah seseorang menjadi tamak akan sebuah popularitas. Orang yang memiliki gengsi selangit hanya akan gemar merendahkan keadaan seseorang yang berproses dalam usahanya. 

Pada dasarnya, orang yang mengembangbiakkan rasa gengsi tak akan pernah menjadi orang yang bergengsi. Orang yang bergengsi tidaklah sama dengan orang yang gengsi-gengsian. Kedua hal tersebut mencerminkan pribadi yang sangat jauh berbeda. Orang bergengsi mendapatkan kesuksesannya melalui sebuah usaha, termasuk dalam mengukir prestasi. 

Orang yang gengsi-gengsian hanya fokus untuk menunjukkan hasil, bukan proses. Orang yang gengsi-gengsian sibuk mencari cara untuk selalu tampil bergengsi. Sebaliknya, orang yang bergengsi berjiwa usaha dan berproses, sedangkan orang yang gengsi-gengsian haus akan hasil usaha untuk dipamerkan.

Untuk meraih prestasi, sudah seharusnya mengikis sifat gengsi-gengsian yang sering menghampiri pribadi seseorang. Prestasi yang sering diimpikan seseorang hanya akan mendatangi pribadi yang tak mengenal gengsi- gengsian. Gengsi-gengsian bukanlah hal yang baik untuk dipupuk dan dikembangbiakkan dalam diri seseorang. Jadi, sudah sepatutnya memperbanyak prestasi, bukan gengsi-gengsian.

Penukilan:
Utari, Unga. (2008). Z Generation yang Berjiwa Sosial. Jakarta: Kemendikbud.

Posting Komentar untuk "Campakkan Gengsi Raihlah Prestasi"