Berbagai Cara Penyelesaian Konflik
Penukilan - Banyaknya konflik yang masih sering terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa budaya damai belum sepenuhnya menjadi karakter masyarakat Indonesia yang dikenal ramah tamah. Konflik antarsuku atau etnis masih saja terjadi baik dalam skala kecil maupun besar. Adanya interaksi antara dua etnis inilah yang kemudian memunculkan konflik antar etnis. Menurut Soekanto (1982), ketika dua kelompok masyarakat berinteraksi atau berhubungan maka yang terjadi ada beberapa kemungkinan, yaitu: kerjasama, konflik, dan akomodasi. Konflik inilah yang bila tidak diselesaikan atau dikelola dengan baik akan membawa efek negatif yang berlarut-larut.
Konflik sebenarnya adalah suatu permasalahan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan manusia. Hal ini sebagai akibat dari adanya interaksi sosial. konflik bisa terjadi antarindividu maupun konflik yang sifatnya komunal. Yang kemudian menjadi perhatian adalah bagaimana mencegah konflik, mengatasi konflik, dan mencegah konflik terulang kembali.
Dua Cara Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik dilakukan untuk jangka pendek dan panjang.
Penyelesaian Konflik Jangka Pendek
Penyelesaian konflik jangka pendek seperti yaitu tindakan aparat pemerintah dan keamanan untuk
menghentikan tindak kekerasan yang terjadi agar konflik dapat dihentikan, penegakan hukum bagi pihak-pihak yang terlibat, dan meminta pihak luar yaitu media untuk berperan serta media dalam menciptakan damai di masyarakat.
Penyelesaian Konflik Jangka Panjang
Penyelesaian konflik jangka panjang dapat berupa memasukkan resolusi konflik (conflict resolution), pembangunan perdamaian (peace building) dan pendidikan perdamaian (peace education) ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, sejak dini. Semakin tinggi potensi konflik di tanah air, semakin mendesak pula kebutuhan menjadikan resolusi konflik dan pendidikan perdamaian mejadi bagian dari proses pembelajaran di sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran ini berguna, bukan hanya untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya perdamaian, melainkan juga untuk memberikan keterampilan teknis mengatasi konflik dan membangun perdamaian. Tanpa itu, mereka akan mengalami kegamangan demi kegamangan.
Pendidikan Memiliki Peran Penting Dalam Penanaman Nilai Perdamaian
Pendidikan memegang peranan cukup strategis dalam penanaman nilai-nilai perdamaian karena pendidikan (sekolah) merupakan miniatur masyarakat yang akan menyiapkan fungsi sosial dari peserta didik. Melalui lingkungan sekolah, peserta didik dihadapkan pada situasi mini sebuah masyarakat multikultural dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Praktik berinteraksi sesama peserta didik yang multikultural inilah yang membentuk karakter anak dalam menghadapi realitas kehidupan di masyarakat nantinya. Pada situasi inilah pengelola sekolah memiliki peranan sentral dalam membina peserta didik membentuk karakter dan kepribadian untuk menghadapi kehidupan bermasyarakat secara nyata.
Lingkungan pendidikan (sekolah) memiliki peran strategis dalam menumbuhkan budaya damai. Sayangnya, sekolah belum sepenuhnya menjadi agent off change dalam meng ubah karakter peserta didik. Sekolah lebih mengarah pada transfer of knowledge dan belum mampu meningkatkan kecerdasan emosi dan kecerdasan religius secara maksimal.
Sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk karakter perdamaian bagi peserta didik melalui pendidikan multikultural. Dalam pendidikan multikultural yang di selenggarakan di sekolah, semua aspek kelembagaan harus menerapkan sistem dan metode yang dapat menumbuhkan multikulturalisme dan pluralisme serta mempu menggali sisi perdamaian dan toleransi.
Pendidikan damai merupakan pendidikan sangat penting dan mutlak diberikan di daerah-daerah pascakonflik, ter utama konflik yang cukup besar. Bagaimanapun “luka” yang ditimbulkan oleh sebuah konflik sosial tetap akan terasa dalam waktu lama. Apabila “luka” ini tidak dikelola dengan baik maka ada potensi konflik terulang lagi.
Dalam hal ini, pendidikan budaya damai berfungsi sebagai salah satu upaya mengelola konflik, yaitu sebagai upaya mencegah konflik terulang. Pendidikan budaya damai juga dimaksudkan untuk mengubur dalam-dalam “luka” yang pernah ditinggal kan oleh sebuah konflik menuju terciptanya masyarakat multikultural yang inklusif.
Referensi:
Atmanto, Nugroho Eko & Haryanto, Joko Tri. (2020). Menyemai Damai Melalui Pendidikan Agama. Yogyakarta: Diva Press
Posting Komentar untuk "Berbagai Cara Penyelesaian Konflik"