Perdamaian Melalui Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pembentukan manusia seutuhnya, dalam arti utuh meliputi fisik, psikis, moral, spiritual, dan religius. Pendidikan agama pada jalur pendidikan formal adalah dalam rangka membentuk kedewasaan seseorang pada aspek spiritual dan religius.
Pendidikan agama adalah salah satu pendidikan yang urgen untuk diberikan kepada peserta didik karena di dalam nya mengajarkan bagaimana seseorang berperilaku dalam hubungannya dengan Tuhan dan berperilaku dalam menjalin relasi sosial dengan sesamanya. Dalam hubungannya dengan Tuhan, pendidikan agama diarahkan agar siswa memahami dan melaksanakan ajaran agamanya dengan baik. Sedangkan dalam relasi sosial, pendidikan agama memberikan pengajaran bagaimana seseorang harus bersikap dan bertindak terhadap orang lain.
Oleh karena itu, pendidikan agama memiliki peran yang sangat besar dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, apalagi dengan kondisi bangsa Indonesia yang multikultural karena terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya.
4 Model Pendidikan Agama di Sekolah
Secara praktik, saat ini terdapat empat model pendidikan agama di sekolah. Pertama, model sebagaimana ketentuan sistem pendidikan nasional, peserta didik memperoleh pendidikan agama sesuai agama dan diajarkan oleh guru yang seagama.
Kedua, model pendidikan religiositas, peserta didik mempelajari agama-agama secara bersama-sama di bawah bimbingan guru. Siswa yang beragama sesuai dengan satuan pendidikan mendapatkan pendalaman materi dari guru agama, sedangkan siswa yang lain cukup mendiskusikan ajaran agama dan keyakinannya. Model ini diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Katolik di bawah Keuskupan Agung Semarang.
Ketiga, model pendidikan agama di mana siswa dari semua agama hanya menerima satu pendidikan agama sesuai dengan satuan pendidikannya. Sebagian besar sekolah swasta bercirikhas keagamaan menyelenggarakan model ketiga ini.
Keempat, model pendidikan agama sesuai ketentuan pemerintah dengan tambahan materi keagamaan sesuai ciri khas keagamaan lembaganya. Model ini dilaksanakan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang mana ada pelajaran materi tambahan sesuai ciri khas lembaganya.
Nilai-Nilai Perdamaian Dalam Pendidikan Agama
Pertama, ajaran agama pada semua agama memberikan pedoman kepada umatnya dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia.
Kedua, salah satu inti ajaran agama adalah memerin tahkan senantiasa berhubungan baik dengan sesama manusia sebagai aspek kemanusiaan dan menjauhkan diri dari konflik.
Ketiga, pendidikan agama diberikan kepada seluruh peserta didik pada semua jenjang pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh penduduk Indonesia yang mengikuti proses pendidikan, baik formal maupun non-formal, dapat dipastikan mengikuti atau mempelajari pendidikan agama.
Dua Hal Yang Menjadi Perhatian Dalam Masuknya Perdamaian ke Pendidikan Agama
Pertama, pendidikan agama perlu mengadopsi materi-materi dari nilai perdamaian yang selaras dengan pendidikan agama. Kedua, perlu mempersiapkan guru pendidikan agama yang memiliki kesadaran untuk memberikan pendidikan damai. Hal kedua ini bisa ditempuh dengan cara pendidikan dan pelatihan para guru pendidikan agama.
Kedua cara di atas perlu dilakukan secara bersama- sama agar tujuan pendidikan damai melalui pendidikan agama bisa tercapai. Kekurangan salah satunya akan menyebabkan tidak maksimalnya pencapaian target dari pendidikan damai yang dilaksanakan.
Adopsi materi ke dalam perangkat kurikulum dan perangkat pembelajaran menjadi penting untuk memastikan bahwa materi perdamaian sudah benar-benar disampaikan dan guru memahami substansi dan tujuan dari pemberian materi tersebut. Oleh karena itu, pembuat kebijakan bersama dengan pihak terkait dan para ahli perlu menyusun materi-materi pendidikan perdamaian untuk diintegrasikan dalam pendidikan agama.
Atmanto, Nugroho Eko & Haryanto, Joko Tri. (2020). Menyemai Damai Melalui Pendidikan Agama. Yogyakarta: Diva Press
Posting Komentar untuk "Perdamaian Melalui Pendidikan Agama"