Siapa Leader dan Follower
Manusia telah memasuki abad ke-21 saat kehidupan begitu canggih dan modern. Zaman memang telah berubah drastis. Begitu pun dengan pola pikir dan attitude setiap orang yang berubah, pola pikirnya mengikuti perkembangan zaman yang terjadi. Pada dasarnya, mengikuti tren bukan sebuah kebutuhan yang patut untuk selalu dilakukan, melainkan. untuk mendapat pengakuan.
Apa Itu Follower?
"Follower" yang dimaksud dalam hal ini bukanlah sosok orang dunia maya yang terpampang dalam medin sosial seseorang, seperti Instagram, Snapchat, dan Facebook. Namun, "follower" yang dimaksud dalam pembahasan kali ini adalah orang yang selalu mengikuti hasrat, keinginan, dan tren perkembangan zaman untuk tetap eksis dan mendapat pengakuan dalam hal apa pun. "Follower" jenis ini selalu memikirkan cara untuk menyamai perubahan mayoritas orang-orang yang bahkan bukan dalam jangkauannya.
Jika perubahan yang terjadi mengarahkan seorang anak menuju hal-hal yang baik, itu adalah sebuah prestasi. Namun, jika yang dilakukan seorang anak keluar dari koridor aturan, norma, kebudayaan, dan agama yang semestinya dipelihara, itu adalah sanksi.
Anak-anak tersebut harus diberi sanksi, baik lisan maupun tulisan. Hal-hal seperti ini tidak seharusnya menjadi tontonan semata. Anak-anak, "follower" seharusnya tidak dibiarkan tanpa pengontrolan. Kondisi demikian sebaiknya diperbaiki dengan sebuah catatan bahwa mengikuti perkembangan zaman bukanlah sebuah kesalahan, tetapi sebagai pelajar, seharusnya memahami esensi setiap perubahan yang diteladani. Menjadi "follower" pun harus cerdas dan pintar memilah hal-hal yang ingin diikutinya.
Hal Keren Versi Follower
Hal yang paling keren dalam sudut pandang “follower” adalah mereka bisa bertahan dalam dunia kekinian tanpa melakukan apa-apa. Keberhasilan bagi “follower” adalah kesamaan yang bersifat mayoritas meskipun itu telah dimiliki oleh banyak orang. Prestasi tidak berarti lagi karena yang terpenting bagi kalangan “follower” adalah mampu terlihat bergengsi.
Setiap orang memiliki kesempatan memilih dan menentukan sesuatu yang diyakininya. Jika kita memiliki persepsi yang berbeda, itulah adanya. Perbedaan yang tercipta melukiskan warna-warni kehidupan yang kita lalui. Manusia menjalani kehidupannya dibekali dengan haknya masing-masing. Oleh karena itu, kita tidak perlu menghakimi seseorang, apalagi memaksakan seseorang untuk mengikuti alur pikir yang berbeda dengan pilihan kita.
Perbedaan Follower dan Leader. (Konteks)
Pembaru bukanlah seorang “follower”. Pembaru adalah generasi yang berbeda, generasi yang visioner dan selalu ingin menunjukkan prestasi mereka dengan kemampuan dan usaha yang tak terbatas. Pembaru adalah generasi yang akan ditiru oleh sebanyak mungkin kelompok “follower”. Generasi itu adalah panutan para “follower”. Generasi itu kita sebut sebagai “leader”.
Apa Itu Leader?
Generasi “leader” adalah orang-orang yang memiliki tujuan untuk melakukan perubahan yang berarti. Mereka tidak ingin sekadar menjadi penonton dalam kebaruan yang terjadi. Generasi “leader” ingin berkontribusi besar dalam proses kebaruan yang diciptakan. Bagi generasi “leader”, yang terpenting adalah mengubah pola perilaku konsumtif menjadi pola perilaku produktif.
Hal Keren Versi Leader
Keren dalam versi generasi “leader” adalah ketika risiko demi risiko yang menghampiri bisa terselesaikan dengan usaha maksimal. Itulah generasi “leader”. Mereka berkawan dengan begitu banyak kegagalan, risiko, dan tantangan. Semua itu dilalui generasi “leader” karena yakin proses belajar yang sesungguhnya adalah ketika kita mengetahui kelemahan dan kekurangan yang kita miliki dan mampu untuk memperbaikinya.
Generasi “leader” bukan berarti golongan orang yang memimpin sebuah perusahaan, lembaga, dan sebagainya. Generasi “leader” dalam hal ini adalah orang-orang yang gemar bermimpi untuk melakukan sesuatu yang bisa dikontribusikan untuk diri sendiri dan orang di sekitar. Bermimpi tentunya tidak terlepas dari tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi. Generasi “leader” memahami bahwa mencapai sebuah prestasi dimulai dari mimpi-mimpi yang ingin dicapai.
Bagi orang-orang yang memiliki jiwa “leader”, dirinya tidak cepat merasa puas dengan keberhasilan yang telah dicapai. Keberhasilan yang terhenti pada kemanfaatan diri sendiri bukanlah tujuan akhir bagi generasi “leader”. Generasi “leader” harus bisa bermanfaat juga bagi orang di sekitarnya. Untuk itu, keberhasilan yang menjadi tujuan akhir generasi “leader” adalah ketika orang-orang di sekitarnya mencapai keberhasilan yang sama dengan keberhasilan yang dimilikinya, bahkan lebih.
Generasi “leader” tidak menuntut harus melakukan perubahan besar. Mampu menjadi pembaru atau pemimpin bagi diri sendiri adalah hal mendasar yang harus dipahami oleh generasi “leader”. Semua keberhasilan yang bisa dicapai tentunya berawal dari kemampuan untuk memimpin diri sendiri.
Peran Kebaruan Antara Follower dan Leader
Beberapa kalangan berpendapat bahwa pemeran utama dalam sebuah kebaruan adalah para “follower”, padahal kenyataan menunjukkan yang memiliki peran utama itu adalah generasi “leader”. Mengapa bisa demikian? Karena yang terlihat adalah cover semata. Sesuatu yang terlihat secara konkret adalah hal yang dipercaya sebagai sumber keberhasilan dan ini yang dimaksud dengan fokus pada hasil.
Namun, jika ditelusuri, dalang pembaru adalah para generasi “leader”. Generasi “leader” berproses dalam kebaruan itu. Generasi “leader” memperkuat usaha mereka dalam sebuah proses. Proses tidak selamanya diperhatikan, bahkan tidak diacuhkan dan dianggap tidak begitu berarti. Demikianlah, masyarakat kita selalu melihat hasil daripada proses sehingga tidak heran jika yang dipuja adalah para kalangan “follower”, bukan generasi “leader”.
Contohnya
Tren model pakaian yang digemari orang-orang. Ketika sebuah model pakaian tertentu diminati banyak kalangan, tidak jarang orang akan cenderung meniru model pakaian tersebut. Hal itu dilakukan karena melihat seseorang yang berpengaruh (artis, pejabat, tokoh, dan lain-lain) mengenakan pakaian tersebut. Akibatnya, “follower” yang satu menularkan virus kepada “follower” yang lain.
Dalam pandangan “follower”, orang di balik layar itu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah siapa yang terlihat dalam kondisi tersebut. Namun, tidak demikian bagi generasi “leader”. Generasi “leader” akan terus mencari dan menemukan orang di balik layar itu. Generasi “leader” menyadari bahwa orang sukses dari suatu keberhasilan yang luar biasa adalah mereka yang berproses, seperti orang-orang yang berada di balik layar.
Akhir Kata
Satu hal yang harus dipahami dalam kehidupan ini adalah kalangan “follower” tidak pernah belajar, tetapi sekadar meniru, sedangkan generasi “leader” selalu belajar dari keberhasilan-keberhasilan yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya. Generasi “leader” sangat memahami pentingnya sebuah usaha. Dengan begitu, generasi “leader” siap untuk berproses mencapai sebuah prestasi dalam hal atau bidang apa pun.
Penukilan:
Utari, Unga. (2008). Z Generation yang Berjiwa Sosial. Jakarta: Kemendikbud.
Posting Komentar untuk "Siapa Leader dan Follower"