Rasa Takut Dan Harapan Merupakan Jalan Tengah Yang Menyelamatkan
Hendaknya engkau berhati-hati dan waspada penuh dalam menempuh tahapan perjalanan ini (Rasa Takut dan Harapan). Ini perjalanan yang menuntut ketelitian ekstra karena jalannya memang sangat berbahaya, berada di antara dua lembah yang sulit dilalui, yaitu jalan merasa aman dan bebas dari rasa takut (berani), dan jalan keputus-asaan.
Menjaga Keseimbangan di antara Dua Jalan
Sebagai pelaku jalan ibadah, engkau mesti melalui jalan Rasa Takut (khauf) dan Harapan (raja') ini melalui dua lembah yang sangat sulit dan berisiko tersebut. Dan engkau juga harus menjaga keseimbangan antara "rasa takut" dan. "harapan" itu. Jangan bersandar pada salah satu jalan itu dan mengabaikan jalan lainnya. Sebab, jika "Harapan" itu menjadi lebih dominan, engkau bisa tersasar ke jalan "rasa aman total" yang membuatmu merasa aman melakukan apa saja dan bebas dari rasa takut samasekali. Ini tentu tidak benar.
Allah Ta'ala berfirman,
"Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang orang yang merugi." (al-A'raaf: 99)
Sebaliknya, bila "rasa takut" lebih dominan, engkau bisa tersesat ke jalan "keputus-asaan", dimana engkau kehilangan "harapan" sama sekali. Padahal Allah telah berfirman,
"Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf: 87)
Di sisi lain, jika seorang hamba Allah berjalan di antara "rasa takut" dan "harapan" serta berpegang pada keduanya secara bersamaan, maka itu adalah jalan yang adil dan lurus, yang merupakan jalan para wali Allah dan orang-orang pilihan-Nya. Allah Ta'ala telah mengatakan dalam firman Nya,
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap serta cemas." (al-Anbiyaa': 90)
Tiga Jalan Utama
Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa dalam tahapan perjalanan kelima (bab) ini terdapat tiga jalan utama, yaitu:
- Jalan merasa aman dan bebas dari rasa takut (berani)
- Jalan keputus-asaan
- Jalan rasa takut dan harapan (khauf dan raja'), yang terbentang di antara jalan pertama dan kedua.
Kalau engkau berada di jalan pertama (jalan rasa aman dan bebas dari rasa takut), maka engkau akan melihat kemurahan hati dan ampunan Allah yang tak terbatas, kedermawanan Nya, bebas dari rasa takut dan khawatir terhadap apapun. Maka, dengan bergantung pada ampunan-Nya yang tak terbatas itu, engkau akan menjadi hamba yang tak kenal rasa takut dan tidak merasa perlu menjaga diri.
Sebaliknya, bila engkau mengambil jalan yang kedua (jalan keputus-asaan), engkau akan melihat kerasnya hukuman Allah kepada siapa saja yang bersalah, termasuk kesalahan kesalahan kecil, Pengawasan-Nya yang sangat ketat, ketelitian Nya dan sikap-Nya yang sangat kritis terhadap para wali dan orang-orang pilihan-Nya, sehingga hampir-hampir tak ada kesempatan untuk "berharap" kepada-Nya. Maka, engkau akhirnya putus-asa sama sekali dan menyerah.
Maka dari itu, janganlah dirimu hanya melihat pada rahmat dan ampunan Allah yang mahaluas saja, lalu merasa aman dengannya. Jangan pula hanya melihat pada beratnya hukuman Allah dan ketelitian-Nya terhadap kesalahan manusia sekecil apapun, sehingga engkau menyerah dan putus-asa. Akan tetapi, hendaknya engkau melihat kepada keduanya secara bersamaan dan mengambil jalan tengah di antara dua jalan itu.
Dengan menempuh jalan tengah tersebut, Allah menjamin para hamba-Nya akan meraih sukses di dunia dan akhirat. Jalan tersebut memang sulit dilalui, namun lurus dan aman, dan langsung mengarah pada keberhasilan hidup.
Jalan ini juga membawa para ahli ibadah melalui tahapan pengampunan, ihsan, dan akhir tujuan mereka, yaitu surga, ridha Allah, dan kemudian kehormatan besar untuk melihat Allah Azza wa Jalla secara langsung.
Tidakkah engkau mendengar firman Allah mengenai orang-orang yang menempuh jalan ini?
"Sedang mereka berdo'a kepada Rabb mereka dengan rasa takut dan harap." (as-Sajdah: 16)
Firman-Nya pula,
"Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (as-Sajdah: 17)
Bacalah ayat-ayat Al-Qur'an itu dengan perhatian penuh, dan siapkan dirimu untuk melaksanakan perintah-perintah Allah yang engkau baca di Al-Qur'an tersebut. Berhati-hatilah engkau, sebab tidaklah mudah untuk lewat di jalan itu. Pertolongan hanya datang dari Allah swt.
Kelanjutannya: Tiga Prinsip Penting untuk Menundukkan Nafsu
Penukilan:
Imam Al-Ghazali. (2013). Minhajul Abidin: Jalan Para Ahli Ibadah. Diterjemahkan oleh: Abu Hammas as-Sasuky. Jakarta: Khatulistiwa Press
Posting Komentar untuk "Rasa Takut Dan Harapan Merupakan Jalan Tengah Yang Menyelamatkan"