Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rasa Takut Sebagai Dorongan Dan Motivasi Seorang Hamba Dalam Beribadah Serta Taat Kepada Allah

Penukilan - Dorongan dan motivasi merupakan bab ke-5 dari kitab Minhajul Abidin, sekiranya kawan-kawan ingin menelaah lebih dalam maka diharuskan membaca dari bab pertama hingga akhir. Adapun artikel pertama yang diterbitkan supaya menjadi bahan bacaan dan nukilan-nukilan yang bermanfaat khususnya untuk diri penulis sendiri dan pembaca sekalian.

Menuju pembahasan dorongan dan motivasi seharusnya sudah melewati berbagai tahapan, yakni tahapan ilmu dan makrifat, taubat, godaan-godaan, kendala-kendala dijalan ibadah, dan sampailah pada tahapan dorongan dan motivasi.

Disebutkan dalam melanjutkan tahapan perjalanan yang lurus ini diharuskan kita untuk menanamkan ‘rasa takut’ dan ‘harapan’ sesuai dengan kemampuan kita.

Adanya Rasa Takut dan Harapan

a. Rasa Takut

Rasa takut wajib kita miliki karena dua alasan. Pertama untuk mencegah kita dari berbagai kemaksiatan yang disebabkan oleh nafsu yang akan terus menerus membuat, menyuruh kita dalam berbuat buruk dan kemaksiatan. Nafsu itu tidak dapat dicegah kecuali oleh rasa rakut karena adanya ancaman berat yang akan menimpa kita. Ancaman diperlukan karena nafsu tidak mengenal kesetiaan. Keadaannya seperti yang diungkapkan dalam syair berikut ini.

“Budak itu dipukul dengan tongkat (agar mau berbuat baik), sedang orang merdeka cukup dengan celaan.”

Jadi, hanya ada satu cara untuk menguasai atau mengontrol nafsu kita, yaitu dengan terus mencambuknya dengan cambuk 'rasa takut', dalam setiap aktifitas hidup, seperti perkataan, tindakan, dan pikiran.

Disebutkan satu kisah dalam kitab Minhajul Abidin, yakni. Ada sebuah kisah mengenai seorang yang dikenal amat shaleh. Pada suatu hari nafsunya mengajak berbuat maksiat. Tapi orang shaleh itu langsung meresponnya dengan menanggalkan pakaian, lantas berguling-guling di padang pasir yang sangat panas seraya berkata kepada nafsunya,

"Rasakan ini! Neraka Jahanam jauh lebih panas daripada ini. Engkau tidur di malam hari bak seonggok bangkai, dan menjadi pemalas di siang harinya."

Kedua, rasa takut itu diperlukan untuk mencegah nafsu merusak amal ibadahmu dengan cara merasa bangga terhadap ibadah yang dilakukan selama ini. Sebab, jika itu terjadi, engkau akan mendapatkan kerugian besar.

Engkau harus menaklukkan perasaan bangga tersebut dengan cara mencari kekurangan yang engkau lakukan selama beribadah, lalu menyalahkan dirimu terus-menerus atas kekurangan itu. Sebab, disitu masih tetap ada berbagai kejahatan dan dosa yang mengandung aneka bahaya.

Nabi Muhammad SAW. bersabda,

"Sekiranya aku dan Isa (as.) dihukum karena apa yang diperbuat oleh kedua alasan tersebut (sebagaimana tersebut di atas), maka tentulah kami disiksa dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada orang lain."

Imam Hasan al-Bashri berkata,

"Tidaklah aman salah seorang di antara kita manakala ia berbuat suatu dosa, lalu pintu ampunan tertutup. Maka, percuma semua amalnya kemudian karena pintu ampunan sudah tertutup baginya."

Abdullah bin Mubarak suatu waktu mencela nafsunya, "Engkau berkata seperti orang-orang yang zuhud, namun perbuatanmu seperti orang orang munafik. Mengapa engkau berharap mendapat surga? Harapanmu itu sangat jauh, karena surga itu disediakan bagi orang lain yang perbuatannya tidak seperti engkau itu."

Ucapan nasehat para imam dan orang saleh ini patut engkau ulangi terus untuk memperingatkan nafsumu, agar ia tidak takjub dengan ibadah yang engkau lakukan atau jatuh kepada kemaksiatan. Semoga Allah Ta'ala memberi-kan taufiq kepada kita semua.

Untuk poin selanjutnya yakni harapan akan kami posting di artikel berikutnya supaya dalam membaca ada pembatas dan jedanya. Diidapati tidak semua orang dalam melihat tulisan yang begitu banyak menambahkan semangatnya dalam membaca maka dari itu kami tidak menukilkan secara panjang lebar dari kitab Minhajul Abidin melainkan mengakhiri dengan pembahan-pembahasan yang singkat.

Nukilan selanjutnya: Harapan Sebagai Dorongan Dan Motivasi Dalam Beribadah Serta Taat Kepada Allah

Penukilan:
Imam Al-Ghazali. (2013). Minhajul Abidin: Jalan Para Ahli Ibadah. Diterjemahkan oleh: Abu Hammas as-Sasuky. Jakarta: Khatulistiwa Press

Posting Komentar untuk "Rasa Takut Sebagai Dorongan Dan Motivasi Seorang Hamba Dalam Beribadah Serta Taat Kepada Allah"