Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Wali Ghaust Masyhur dan Kasyafnya

 

Kisah Wali Ghaust yang Masyhur dan Kasyafnya yang Salah Tentang Kedatangan Mahdi

Kisah Wali Ghaust yang Masyhur dan Kasyafnya yang Salah Tentang Kedatangan Mahdi

Salah seorang ulama yang hampir disepakati oleh ulama zahir dan batin sebagai seorang ghaust pada zamannya adalah Maulana Khalid An-Naqsyabandy QS. Beliau hampir disepakati sebagai ghaust zaman baik oleh ulama sezamannya atau setelahnya. Didalam tareqat beliau dikenal sebagai salah satu mujadid besar tareqat naqsyabandiyah yang terkenal diseluruh dunia, bahkan menjadi salah satu furu tareqat terbesar yang terbesar diindonesia.

Di ilmu zahir beliau juga mutafanin yang menguasai hampir semua bidang ilmu agama, hampir setiap fan ilmu agama beliau mempunyai karangan, dalam ilmu kalam beliau menulis syarah aqidah adhudiyah, dalam ilmu tasawuf beliau menulis risalah khalidiyah, dalam hadis beliau menulis hasyiah ala jam'il fawaid, dalam fikih beliau menulis hasyiah atas nihayah muhtaj, dalam bahasa arab beliau menisyarag maqamat hariry, dst, beliau mutafanin dalam ilmu zahir, ulama besar yanh jadi rujukan pada masanya

Ditambah kisah kewalian beliau, dan kisah dakwah beliau yang membuat orang tidak meragukan kewalian beliau, dan beliau termasuk wali masyhur atas pengakuan para ulama zahir dan batin, sehingga tak perlu diragukan lagi maqam beliau. Dan atsar atau hasil dari dakwah beliau terlihat diseluruh dunia. Itu bukti keikhlasan beliau. Dan pada masa hidupnya pun beliau sudah masyhur.

Dengan maqam keulamaan dan kewalian yang seperti itu, ada kisah menarik tentang beliau, suatu hari beliau mendapat kasyaf(saya lupa melalui mimpi atau tersadar, perlu murajaah lagi kitabnya), dalam kasyafnya beliau melihat bahwa imam mahdi akan turun dijami umawi 3 hari lagi. Berdasarkan kasyaf beliau yang selama ini yang nyaris tidak pernah salah, beliau pun mengajak muridinnya turun gunung ke jami umawi untuk itikaf disana untuk menyiapkan penyambutan kedatangan imam mahdi

Berita ini membuat damaskus gempar, karena berita ini dari syeikh khalid langsung, seorang yang masyhur kewaliannya dan keulamaannya, bukan dari seorang mastur yang belum tentu mendapat pengakuan wali lain dan alim ulama atau wali awam yang rawan tidak mundhabit secara ilmiyah. Tapi ini beda, yang mengatakannya adalah syeikh khalid wali madhinnatul wilayah, sanadnya jelas, diakui wali masyhur bahkan hampir disepakati sebagai qutub zamannya, mundhabit secara syariah dalam amal, zauq dan aqidahnya bahkan beliau ulama besar dibanyak bidang ilmu dan ahli fatwa. Dan sanadnya jelas bahkan terang benderang Tetapi setelah tiga hari menunggu, tak ada yang spesial, imam mahdi tidak datang, didepan umum beliau berkata, lihatlah kasyafku salah, memang tidak ada manusia yang tidak pernah salah kecuali nabi, termasuk aku dan kasyafku yang selama ini benar, ga ada yang selalu kita percaya selain nabi, maka dari itu berpeganglah pada sunnah nabi/syariat yang tidak pernah salah. Beliau mengatakan ini didepan umum sebagai pelajaran bagi beliau dan umat. Begitulah ulama dan wali, tak perlu malu mengakui kesalahan, apalagi salah kasyaf, bahkan hikmahnya kesalahan kasyaf beliau menjadi pelajaran besar bagi umat sampai ratusan setelahnya, sekarang dengan mudah kita katakan "okey ente wali, tapi syeikh khalid yang jelas wali besar, sanadnya jelas, istiqamah, diakui, dan ulama besar saja bisa salah kok kasyafnya, apalagi yang lain, jangan aneh-aneh deh"

Kisah ini juga sering dijadikan syahid dan pelajaran sebagai bukti bahwa seorang selevel syeikh khalid, semasyhur beliau, semundhabut beliau, sealim beliau, dan diakui sebagai qutub zamannya secara mutawatir, ternyata bisa salah kasyafnya, makanya kita ga boleh berpegang pada kasyaf tanpa syariat dalam beragama, apalagi mimpi, karena itu bisa salah, beda dengan syariat nabi saw, itu adalah kasyaf dari nabi yang makshum, dan tidak mungkin salah. Itulah yang jadi pegangan seorang muslim dalam beragama. Ingat dulu awal-awal suluk, mimpi ketemu ini dan itu, guruku langsung mengingatkan, "nikmati saja ahwalnya, tapi ingat jangan jadikannya pegangan, karena agama kita tidak dijalankan dengan mimpi"

Jadi, seorang ghaust yang diakui banyak orang sekalipun bisa salah kasyafnya, apalagi yang belum banyak yang mengakui, apalagi yang nampak secara zahir melanggar syariat, yang berpegang aja bisa salah. Ini alhamdulillah kasyafnya ga melanggar syariat, karena kalau melanggar syariat itu sangat jelas tertolak oleh orang sekaliber beliau, bayangkan kasyaf yang bertentangan dengan syariat? Betapa bahayanya itu, sesuai dengan syariat ada potensi salah, apalagi melanggar syariat kan? Apalagi jika itu datang dari orang yang gak ada yang diakui? darimana kita tau kalau itu jibril,khaidir, dll? Siapa tau itu permainan setan memperdaya manusia.

Kasyaf memperkuat zauq syariah, tapi bukan pegangan dalam berqgama. Kasyaf memperdalam ilmu syariat yang ada, tapi bukan menentang ilmu syariat. Wali bisa salah, nabi enggak, dan ijma juga enggak, jika ada kasyafmu yang bertentangan dengan syariat dan ijma, maka bisa dipastikan itu salah. Yang sesuai aja bisa salah, apalagi yang bertentangan. Pelajaran hidup yang sangat mahal dari para wali. Alfatihah buat beliau sayidina maulana khalid naqsyabandy qaddasallahu sirrahu

Ditulis oleh Fauzan Inzaghi

Penukilan: Fauzan Inzaghi

Posting Komentar untuk "Kisah Wali Ghaust Masyhur dan Kasyafnya"