Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bekal Untuk Tidak Mabuk Agama

Bekal Untuk Tidak Mabuk Agama

Kita sering mendengar bahwa banyak manusia yang terjerumus dalam pekatnya dunia hitam. Heinekan, Anggur orang tua dan Bintang adalah brand minuman keras paling favorit di kalangan para pemabuk. Tapi bagaimana jadinya jika manusia mabuk dengan agama? Brand apakah yang akan menjadi favorit mereka? Dalam hal ini si pemabuk tidak dimabukkan oleh dosis minuman keras. Tetapi mereka dimabukkan oleh dosis para pemuka agama yang sebenarnya para pemuka tersebut tidak layak diangkat sebagai influencer. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mari kita kupas.

Banyak sekarang manusia dilabelkan sebagai ustadz hanya gara-gara sepemikiran. Bukan gara-gara kualitas ilmunya. Jika dulu para pemuka agama lahir dari rahim pesantren, maka jangan heran jika di zaman 4.0 ini banyak pemuka agama lahir dari rahim demontrasi haha dan ayunan media. Makanya tak heran jika dulu reunian di Pesantren, sekarang di tempat demo dan pangkuan media. Sehingga lahirlah para ustad-ustad yang menakuti ummat melalui cerita hari kiamatnya, cerita jihad politiknya. Sehingga bagi orang awam yang mendengar perkataan ustad tersebut tentu saja mengganggap benar belaka. Dari sinilah para awam dibuat melayang oleh dosis mabuknya si ustad Haha.

Maka dari sini, kita harus paham betul dalam melawan mereka yang menyebarkan kepalsuan. Ada baiknya tetap pada kehati-hatian dalam mentafsir dan mentakwil realitas. Karena itu perlu ada petunjuk yang berdasarkan sumber-sumber terpercaya.

Habib Dr. Abu Bakar al-Adni al-Masyhur, seorang ulama asal Yaman dalam kitabnya, An-Nubdzah Ash-Shughra menjelaskan tentang fikih akhir zaman, atau yang populer disebut fikih Tahawwulat.

Apa itu fikih akhir zaman? Habib Abu Bakar al-Adni menjelaskan: “Pemahaman syari’at terhadap hal-hal yang telah, sedang atau akan terjadi dari perubahan dalam kehidupan manusia dan alam semesta, dan hal-hal baru dalam ilmu teoritis ataupun aplikatif, kebudayaan, kejadian dan fitnah di tahap-tahap kehidupan manusia secara umum dan kehidupan umat nabi Muhammad secara khusus hingga hari kiamat, baik melalui teks-teks qur’an dan hadits yang meneropong masa depan, maupun teks-teks qur’an dan hadits yang menunjukkan kejadian di masa lalu” (An-Nubdzah As-Shugra, hlm. 16).

Secara singkat, fikih akhir zaman, sebagaimana ditulis dalam kitab An-Nubdzah As-Shughra, menerangkan keadaan umat-umat terdahulu dan hubungannya dengan tanda-tanda hari kiamat, serta dalil-dali al-Qur’an-Hadis yang ‘membaca’ masa depan.

Dengan demikian, teori fikih akhir zaman yang dijelaskan Habib Abu Bakar al-Adni al-Masyhur ini menjawab kebutuhan-kebutuhan umat zaman sekarang ini. Di zaman yang sudah makin banyak pergolakan, perubahan-perubahan yang sedemikian cepat, terjadinya banyak permusuhan dan peperangan, maka umat Islam harus menentukan sikapnya dengan benar. Agar tidak ikut tersulut api fitnah.

Maka sudah selayaknya kita menekan saklar agar lampu segera menyala. Supaya para awam yang sedang mabuk bisa disadarkan dalam gelapnya agama. Dan mereka berpacu dalam melodi cahaya Agama.

Ditulis oleh Khairul Rijal

Penukilan: Serambi Salaf

Posting Komentar untuk "Bekal Untuk Tidak Mabuk Agama"